Kadis Koperasi dan UKM Kalsel Gusti Yanuar Noor Rifai saat menjelaskan program pelatihan Koperasi Merah Putih di Banjarbaru, Kamis (23/10/2025).
Banjarbaru, Onenewskalsel — Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Koperasi dan UKM terus memperkuat tata kelola serta manajemen Koperasi Merah Putih (KMP) di seluruh wilayah. Langkah ini dilakukan melalui program pelatihan kepengurusan koperasi yang melibatkan pemerintah pusat dan daerah.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kalsel, Gusti Yanuar Noor Rifai, mengatakan pelatihan tersebut akan didanai melalui Dana Dekonsentrasi (Dekon) dan ditargetkan rampung dalam waktu dekat.
“Saat ini Dinas Koperasi Provinsi, Pusat, dan Kabupaten/Kota sedang menyusun pelatihan kepengurusan koperasi yang bersumber dari dana Dekon. Insya Allah dalam minggu ini sudah selesai untuk pemecahannya,” ujar Gusti Yanuar saat dihubungi, Kamis (23/10/2025).
2.013 Desa dan Kelurahan Jadi Sasaran Pelatihan
Menurut Gusti Yanuar, pelatihan ini akan dilaksanakan di 2.013 desa dan kelurahan di seluruh Kalimantan Selatan. Setiap desa dan kelurahan akan mengikutsertakan tiga orang peserta, yakni ketua, bendahara, dan pengurus koperasi.
Selain itu, kegiatan juga melibatkan kepala desa atau lurah serta pendamping koperasi di tingkat lokal. Mereka akan mendapatkan bimbingan langsung dari asisten bisnis (Business Assistant/BA) yang bertugas mendampingi pengelolaan koperasi di lapangan.
“Satu desa atau kelurahan akan didampingi satu asisten bisnis. Jika ada sepuluh koperasi di satu wilayah, semuanya akan dibina oleh satu BA yang terus dipantau, dievaluasi, dan dimonitor oleh pemerintah provinsi, pusat, dan daerah,” jelasnya.
Dorong Koperasi Mandiri dan Inovatif
Langkah ini menjadi bagian dari upaya Pemprov Kalsel memperkuat manajemen kelembagaan koperasi agar mampu berjalan mandiri, adaptif, dan inovatif sesuai potensi wilayah masing-masing.
Berdasarkan data Dinas Koperasi Kalsel, dari total desa dan kelurahan yang ada, terdapat lebih dari 140 koperasi aktif yang kini terpantau melalui aplikasi nasional.
“Koperasi yang sudah berjalan dengan baik menjadi contoh, seperti koperasi di bidang penjualan LPG, sembako, hingga layanan klinik. Ini menunjukkan koperasi bisa menjadi pusat kegiatan ekonomi masyarakat jika dikelola secara inovatif,” ungkap Gusti Yanuar.
Harga LPG Terjangkau Jadi Contoh Inovasi Sukses
Salah satu model koperasi yang dinilai berhasil adalah koperasi penjual LPG dengan harga terjangkau, berkisar antara Rp18.500 hingga Rp20.000 per tabung. Program ini tidak hanya menarik minat masyarakat, tetapi juga membantu menjaga stabilitas harga di tingkat lokal.
“Inovasi-inovasi seperti inilah yang akan terus kita dorong, sesuai potensi unggulan di tiap daerah. Tujuannya agar koperasi benar-benar hadir memberikan manfaat bagi masyarakat,” tutupnya.
Editor: Redaksi OneNews Kalsel
Sumber: MC Kalsel






